Tuesday, 16 August 2016

Hajar Aswad, Petunjuk Astronomi Keberadaan Makkah ?

Ada satu pertanyaan yang mengelitik…
Mengapa Nabi Ibrahim, memilih Makkahsebagai tempat berdirinya Ka’bah ?
Akan ada banyak jawaban…
Namun jawaban yang paling umum adalah,Kota Makkah adalah tempat awal peradaban manusia, sehingga disebut juga  Ummul Qura atau Ibu Negeri (QS.42:7). Dan disanalah mula-mula tempat peribadatan didirikan (QS.3:96).
Makkah—juga disebut Bakkah—tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu, terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan.
Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas). Kemudiangunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk‘bukit’.
Dan bukit ini adalah tempat Allahmemerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi. (Sumber : Kota Makkah, dan Penemuan Geologi).
Jawaban atas alasan dipilihnya kota Makkah, sebagaimana tersebut di atas, bagi seorangPencari Ilmu belumlah cukup. Dan muncul pertanyaan baru…
Darimana Nabi Ibrahim tahu, kalau tempat ia membangun Ka’bah dulunya adalah tempat awal peradaban manusia ? Bukankah ketika beliau mendirikan Ka’bah, tempat itu merupakan tempat tak bertuan dan gersang ?
Bahkan selepas Bencana Nabi Nuh, Kota Makkah (Bakkah) sempat menghilang keberadaannya. Tempat yang dipercaya sebagai lokasi paling tepat bagi waktu dunia, bahkan berdasarkan penelitian Geologimerupakan Pusat Hemisphere Pangea, selama ribuan tahun tidak diketahui rimbanya.
Sekitar 30 tahun yang lalu, seorangCendikiawan Muslim, Ustadz Nazwar Syamsumencoba menjawab pertayaan itu.
Melalui serial bukunya “Tauhid dan Logika“, beliau menyatakan penemuan kembali Kota Makkah, tidaklah bisa dilepaskan dengan keberadaan Batu Astronomi (Meteor) “Hajar Aswad”.
Beliau menulis…
“Kepada Ibrahim dikirim ALLAH sebuah meteoryang jatuh tepat di titik putaran utara Bumidulu. Meteor itu kini tampak jelas di Ka’bah dan dinamakan orang dengan Hajar Aswad atauBatu Hitam, karena memang warnanya hitam, sengaja ditempatkan Nabi Ibrahim demikian, agar pada waktu kemudiannya tidak timbulsyak wasangka, bahwa penempatan Ka’bahdemikian hanya menurut kemauan Ibrahimsendiri.” (Sumber : Al Qur’an tentang Shalat Puasa dan Waktu, Serial Tauhid dan Logika, Tulisan Nazwar Syamsu)
Untuk dipahami, mencium Batu Hajar Aswad, bukan saja mengikuti Sunnah Rasulullah, akan tetapi bisa juga kita maknai, sebagai bentukrasa syukur kita, atas ditemukan kembali keberadaan Kota Makkah, oleh Nabi Ibrahim ‘Alahi Salam.
WaLlahu a’lamu bishshawab

No comments:

Post a Comment