Tuesday, 2 August 2016

BENDERA REVOLUSI JIWA LUHUR TELAH AKU KIBARKAN

BENDERA REVOLUSI JIWA LUHUR TELAH AKU KIBARKAN

by Sang Purbajati on Sunday, December 26, 2010 at 5:29pm
Revolusi Melenyapkan Jajahan Perasaan Mental Ideologi
Sesungguhnya sudah 506 tahun lebih bangsa kita telah menunggu dan sangat merindukan kejayaannya kembali, sesungguhnya harus aku katakan dengan sejujurnya kita harus melakukan “ Revolusi “, Revolusi yang tidak menumpahkan darah setetespun di Bumi Pertiwi, Revolusi yang tanpa kekerasan, Revolusi yang dilandasi batin suci dan jiwa luhur, yakni  Revolusi untuk melenyapkan jajahan perasaan mental ideologi yang belum kita lakukan, kini sudah tiba saatnya bangsa Indonesia untuk kembali mengobarkan semangat Revolusi untuk melenyapkan jajahan perasaan mental ideologi yang bersemayam dalam batin setiap manusia Indonesia. Revolusi yang harus dilakukan oleh setiap pribadi bangsa Indonesia untuk melenyapkan kelilip mata batinnya sendiri sendiri,  Revolusi untuk menegakkan kembali  Jiwa luhur dan Budi pekerti luhur, Revolusi untuk mewarisi nilai nilai luhur keutamaan batin Nenek Moyangnya sendiri, Revolusi untuk memahami hakekat kemanusiaan yang universal, Revolusi untuk memahami hakekat sejatinya manusia dan manusia Indonesia seutuhnya,  Revolusi untuk memahami hakekat sejatinya Pancasila, Revolusi untuk membangun hukum dan perundang undangan serta ketata negaraan yang benar benar selaras dengan hakekat sejatinya Pancasila, Revolusi untuk menegakkan budaya malu terhadap perilaku dan perbuatan yang tercela, Revolusi untuk menjadi bangsa yang cerdas, besar dan bermartabat.
Sejatinya Revolusi Yang Tanpa Menumpahkan Darah Setetespun 
Revolusi tersebut harus dihembuskan serta dikobar kobarkan dan dilaksanakan tanpa kekerasan dan tanpa adanya pertumpahan darah setetespun bagi bangsa Indonesia, dan akan merupakan sejatinya Revolusi yang akan mengarah terwujudnya kedamain, ketentraman, kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan benar benar akan mewujudkan sejatinya Indonesia Raya. Dengan sesungguhnya aku kabarkan sejatinya Sang Ratu Adil akan benar benar ujud di Alammadya di Bumi Suci Tanah Jawi/Indonesia untuk memimpin sejatinya Revolusi dan akan menegakkan Keadilan Jagad dengan mengajarkan “ Hakekat Tegaknya Kembali Nilai Nilai Keutamaan Dan Keadilan Jagad “ dan akan mendidik Sejatinya Kesatria Indonesia untuk menjadi Nalendra Jejuluk / Pemimpin Negeri yang berjiwa luhur dan berwibawa karena mendapat daya aribawanya Sejatinya Sang Ratu Adil dengan selalu memegang teguh hakekat kebenaran, kejujuran, keadilan dan keutamaan untuk mewujudkan kedamain, ketentraman, kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh penghuni Bumi Pertiwi Indonesia, bahkan hingga terciptanya kedamaian, ketentraman, kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh makhluk hidup diseluruh Alam Semesta.
Dampak Ajaran Agama Manca Negara Dijadikan Ideologi Kekuasaan
Akibat agama dari manca negara pernah dijadikan ideologi kekuasaan serta cara cara dalam pengembangan dan penyebaraannya yang melanggar hakekat nilai nilai kemanusiaan yang universal yakni dengan menumpahkan darah dan air mata serta melecehkan terhadap keyakinan Spiritual Leluhurnya dengan melontarkan kata kata keji yakni dengan kata “Syirik, Musyrik”  bahkan Kafir, padahal ajaran Nenek Moyang asli tidak pernah membuat bangsa ini menjadi “Kapiran/Sengsara” justru dampak keyakinan agama yang dari manca negara yang pernah dijadikan ideologi telah membuat bangsa ini terpecah belah dan benar benar menjadi bangsa yang “Kapiran” yakni terjajah secara fisik oleh bangsa manca negara hingga 350 tahun lebih, dampaknya negatipnya masih terasa hingga sekarang yang selalu mengekor pada buntut budaya orang asing dan masih juga sering terdengar kata kata keji yang dikemas dengan bahasa agamis untuk melecehkan penganut keyakinan ajaran budaya luhur asli nenek moyang sendiri, yang mestinya bagi yang melontarkan kata keji seperti syirik, musyrik dan kapir terhadap saudaranya sendiri diambil tindakan hukum yang tegas dikarenakan telah melakuka penghinaan dan pelecehan terhadap ajaran suci Leluhur Nenek Moyangnya sendiri dan telah melanggar norma agama itu sendiri.
Fakta Sejarah Atas Kebodohan, Kesalahan Masa Lalu Dan Masa Kini
Kita harus belajar dengan fakta sejarah panjang perjalanan bangsa Indonesia dan harus berani dengan jujur untuk mengambil sikap tegas, yang benar adalah kebenaran dan yang salah adalah kesalah dengan cara melakukan dialektika batin untuk bertanya dan mencari jawabannya serta mengambil hikmah atas kebodohan, kesalahan pada masa lalu dan masa kini. Apakah sebelum adanya agama dari manca negara bangsa kita atau leluhur kita adalah bangsa biadab (jahiliah) atau sudah memiliki jiwa luhur dan budi pekerti luhur ?, Apakah kita sudah lupa ?, bahwa bangsa kita dengan adat istiadat serta keyakinan lokal luhur yang tersebar diseluruh bumi pertiwi adalah merupakan untaian mutiara indah yang bisa diikat dalam kesatuan dan persatuan bangsa dengan tali yang kokoh “Bhinnika Tunggal Ika” hingga terbentuk negeri Nusantara yang memiliki ketahanan nasional wilayah yang berbasis budaya dan keyakinan adat istiadat lokal luhur, karena dari akar yang sama yakni ajaran Jiwa Luhur ( JAWA/JAWI ) bahkan telah mencapai kejayaannya dibawah bendera Majapahit dengan Maha Patih Gajah Mada dan telah mampu membuktikan mewujudkan suatu Negeri yang Tata titi tentrem karta raharja gemah ripah loh jinawi.
Bumi Suci Tanah Jawi/Nusantara Tercabik Cabik
Apakah bangsa ini juga sudah lupa ?, bagaimana kasultanan Demak Bintara berdiri yang sesungguhnya didalangkan oleh orang keturunan manca negara serta mendasarkan ideologi dari luar yang nunut kamukten urip di bumi suci Tanah Jawi/Nusantara dengan dalih untuk menyebarkan agama, yang dalam penyebarannya juga telah menumpahkan darah dan tetesan air mata bangsa sendiri di bumi pertiwi.  Apakah bangsa ini telah melupakan pula ?, bagaimana tanah bumi suci P.Jawi/Nusantara dicabik cabik dengan dalih untuk penyebaran agama dan apa gerangan yang terjadi ?.
Sektarianisme , Chaovinisme Dan Terjajahnya Negeri Nusantara  
Bumi Nusantara terpecah belah tidak ada lagi kesatuan dan persatuan, yang tumbuh hanyalah sektarianisme dan chaovinisme yang berujung pada penderitaan panjang yakni terjajahnya Negeri Nusantara oleh orang manca negara hingga 350 tahun lebih bahkan ekses negatipnya masih kita rasakan hingga kini, terutama ekses negatip dari jajahan perasaan mental ideologi yang berasal dari manca negara yang bertentangan dengan nilai nilai luhur keutamaan batin nenek moyang bangsa Indonesia atau sejatinya Pancasila dan ekses negatif tersebut merupakan debu kelilip yang mengotori mata batin bangsa Indonesia yang mengakibatkan bangsa Indonesia tidak mampu melihat lagi jatidiriNya dan jatidiri bangsaNya, ekses negatip tersebut juga merupakan curik yang telah mengotori telinga batin bangsa Indonesia yang menyebabkab bangsa Indonesia tidak mampu lagi mendengarkan suara batin sejatiNya dan jeritan keras dari suara batin luhur nenek moyangnya untuk mengenal kembali jatidiriNya yang sesungguhnya, sehingga kembali menjadi bangsa yang mayoritas berjiwa luhur dan berbudi pekerti luhur.
Pelecehan, Penghinaan Terhadap Leluhur Nenek Moyangnya Sendiri
Apakah bangsa Indonesia memang sudah buta dan budeg mata dan telinga hatinya ?, dan apakah bangsa Indonesia tidak lagi mampu menerima warisan jiwa luhur dan budi pekerti luhur dari keyakinan spiritual  nenek moyangnya sendiri ?, sehingga mesti harus belajar dengan terpaksa dan susah payah untuk memahami keyakinan spiritual dari manca negara dengan bahasa asingnya pula ?. Apakah ajaran spiritual keyakinan yang berasal dari manca negara akan bisa menjamin dan membuktikan untuk mengembalikan kejayaan negeri kita seperti jaman Nusantara dijaman Maha Patih Gajahmada ?. Sungguh telah terjadi pelecehan dan penghinaan oleh bangsa Indonesia terhadap leluhur Nenek Moyangnya sendiri yang tanpa disadari, Nenek Moyang orang manca negara dikunjungi dipuji puji disembah bekti dan tanahnya yang tandus dan kering dianggap suci, sementara terhadap leluhurnya sendiri yang jelas jelas merupakan rambatanya hidup hingga menjadi bangsa yang besar malah disepelekan, disampar dan disandung. Bumi Suci Tanah Air Indonesia yang subur makmur yang jelas jelas merupakan tumpah darah kelahiran yang kita mintai akan kemakmurannya, ekonominya, sandang dan pangannya malah tidak dianggap suci.
Generasi Durhaka Dan Berkhianat Terhadap Bumi Suci Tanah Airnya Sendiri
Apakah bangsa Indonesia sekarang ini bisa dikatakan sebagai generasi yang berbakti kepada orang tua/leluhurnya dan Tanah Airnya ( Generasi yang sholeh dan cinta Tanah Air ), atau malahan sebaliknya sebagai generasi yang durhaka terhadap Nenek Moyangnya yang berjiwa luhur dan pernah membuktikan mewujudkan negeri yang damai sejahtera gemah ripah loh jinawi, dan sebagai generasi yang justru berkhianat terhadap Bumi Suci Tanah Airnya sendiri ?. Sungguh benar benar terbodohi dan menjadi generasi jahiliah modern yang terkooptasi dan terkungkung dalam taklid yang membutakan mata hati nurani terhadap naluri luhur batin nenek moyangnya sendiri serta sebagai generasi bangsa yang hanya puas untuk selalu mengekor pada buntut budaya dan ideologi yang berasal dari manca negara.
Isak Tangisan Dewi/Ibu Pertiwi Dan Kemarahan Roh Sucinya Alam Semesta
Sungguh memalukan bangsa ini,  telinga batinnya tidak mampu mendengarkan isak tangisan Dewi/Ibu Pertiwi yang melihat anak negeri tidak lagi berbakti dan suara lantang bergemuruh  nasehat dan peringatan dari batin luhur nenek moyang negeri, maka pantas dan memang pantas tangisan Ibu Pertiwi serta gugatan Gesangnya Roh Suci Leluhur telah menimbulkan kemarahan dari Yang Antaboga dengan mengibaskan ekornya akan meluluh lantakan, kemarahan dari Yang Baruna dengan airnya akan menenggelamkan, kemarahan dari Yang Maruta dengan anginnya akan memporak porandakan, kemarahan Yang Bromo dengan apinya akan menghanguskan serta kemarahan dari Nyai Ratu yang Ngeratoni Samudra Tanah Jawi dengan pasukannya juga akan menebar sengkolo kolo benduning jagad yang akan berujung maut kematian.
Penyimpangan Dalam Pengetrapannya Ajaran Agama
Sungguh suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri, bahwa hakekat agama yang telah diturunkan melalui orang orang terpilih terdahulu semuanya sebenarnya merupakan Rahmatul lil alamin atau untuk kedamaian dan ketentraman bagi seluruh makhluk hidup di dunia, akan tetapi ternyata dalam pengetrapannya kini tidaklah seperti yang dikehendaki oleh hakekat agama itu sendiri, bahkan terjadi penyimpangan yang nyata termasuk di bumi suci negeri yang kita cinta ini, dimana agama yang memakai label dan simbul yang berasal dari manca negara seringkali dipakai sebagai sarana untuk meraih kekuasaan/jabatan di berbagai lembaga/institusi masyarakat maupun negara/pemerintahan baik secara individu maupun kelompok dengan cara yang seringkali melanggar nilai nilai hakekat kemanusian yang universal atau jejernya hidup bahkan dengan menumpahkan darah dan tetesan air mata terhadap saudara dan bangsanya sendiri.
JAWA/JAWI Sebagai  Nama Penghargaan Bagi Masyarakat Penghuninya
Bangsa Indonesia harus memahami sejarah panjang bangsa Indonesia jauh sebelum negeri ini bernama Indonesia atau Nusantara bahkan belum ada nama nama pulau ataupun nama nama negara dibelahan dunia, sesungguhnya ada suatu wilayah daratan yang luas yang diberi nama atau tetenger oleh Mustikanya Danyang Jagad  yakni Yang Badranaya / Yang Ismaya  dengan nama JAWA/JAWI sebagai penghargaan bagi masyarakat penghuninya yang dikarenakan sebagian besar telah memiliki Jiwa Luhur dan Budi Pekerti Luhur yang dikarenakan telah mendapat didikan langsung dari Para Dewa yang turun di Alam Madya. Jawa/Jawi  juga bisa diartikan sebagi Jejere hawa jagad kiblat papat atau pusernya jagad, bersinerginya hawa jagad kiblat telah mewujudkan pituture jagad seisinya atau ajaran nilai nilai luhur keutamaan jagad seisinya  dan digelar pertamakali oleh Yang Badranaya di Gunung Tidar Kota Magelang Propinsi Jawa Tengah.
MOHON MAAF  PENULISAN  “BENDERA REVOLUSI JIWA LUHUR TELAH AKU KIBARKAN”  YANG TERMUAT DALAM FACEBOOK INI HANYA MERUPAKAN CUPLIKAN BAGIAN DARI SERATUS HALAMAN LEBIH DARI NASKAH BUKU YANG AKAN DITERBITKAN DENGAN JUDUL ” BATIN LUHUR NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA MENGGUGAT ” OLEH. SANG GURUJATI (  PENYAMBUNG LIDAH DAN JURU BICARA PARA ASMA LANGGUNG )
MOHON MAAF PULA PENULIS MENYEMBUNYIKAN JATIDIRINYA YANG SESUNGGUHNYA, DIKARENAKAN SEMATA MATA TIDAK INGIN KUMENGSUN / ANANIYAH DAN HANYA SEBAGAI MANUSIA TITAH WANTAH SEDERMO. NASKAH PENULISAN BENAR BENAR MERUPAKAN UNGKAPAN DARI SPIRITUAL BATINIAH YANG DIPADUKAN DENGAN AKAL BUDI PEKERTI HIDUP DAN RAGAWI DI DUNIA EMPIRIK SERTA IDEALISME YANG MENDASARKAN PADA CIPTA ( PERENCANAAN BATIN LUHUR ) DAN KARSA ( MERUPAKAN KEHENDAK HIDUP DAN RAGAWI) UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN YANG CEPAT DAN MENDASAR DIBERBAGAI SENDI KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA DEMI AKSELERASI TERWUJUDNYA CITA CITA BERDIRINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. DAN MERUPAKAN UPAYA SEGERA KEMBALINYA SEJATINYA JATIDIRI BANGSA DAN UPAYA UNTUK MEMAHAMI SEJATINYA PANCASILA, DENGAN AJARAN JIWA LUHUR.
PENULIS BERBEKAL KITAB MINTARAGA DAN AJARAN TATANAN GURUJATI, SEHINGGA MENDAPATKAN  DIDIKAN LANGSUNG DARI KADEWATAN ( DEWA RUCI/YANG MAHA SUCI, BETARA ISMYA, MANIK MAYA, GURU JATI, AMANG RAGA DAN YANG BADRANAYA ) SERTA PARA ASMA LANGGENG NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA (  YANG BUYUT MADA (GAJAH MADA), YANG BEGAWAN MINTARAGA SIDIK PRAMANA JATI KUSUMA ( SANG PAHLAWAN SUPRIYADI ), BUNG KARNO, YANG PRABU BRAWIJAYA V, YANG PRABU KERTA NEGARA, YANG PRABU AIR LANGGA, YANG PRABU BATARA KRISNA, DLL ) MELALUI DIALEKTIKA BATINIAH.
AKU INGIN MEMBERI PENCERAHAN KEPADA SIAPAPUN TANPA MEMBEDAKAN SUKU,  KEYAKINAN/AGAMA & RAS, BAGIKU TIDAK ADA LAGI YANG MUTASYABIHAT DAN AKU MEMAHAMI AYAT AYAT QAUNIAH. DAN AKAN AKU BEBERKAN AYAT AYAT KITAB TERTULIS YANG MUTASYABIHAT, SEHINGGA TIDAK ADA LAGI YANG TAKLID YANG  MEMBUTAKAN MATA HATI  SERTA TULI PENDENGARANNYA TERHADAP NALURI JIWA LUHUR NENEK MOYANGNYA.
DAN AKU BENAR BENAR MENGHORMATI DAN MEMAHAMI DENGAN GESANG ROH SUCINYA PARA ASMA LANGGENG SELURUH DUNIA TERMASUK MUHAMMAD ROSULULAH, IBRAHIM AS, TUHAN YESUS, KONG HUCU DLL. DALAM ALAM ROH SUCI SEMUA SALING MENGENAL DAN SALING MENGHORMATI DENGAN TULUS DIKARENAKAN TIDAK TERIKAT OLEH KEINGINAN RAGAWI DAN HIDUP DIDUNIA EMPIRIS. BERBEDA DENGAN MANUSIA YANG MASIH HIDUP DIBUMI YANG SEBAGAIAN BESAR KINI BATINNYA TELAH TERKONTAMINASI OLEH DEBU DEBU NEGATIP AKIBAT YANG HANYA MENGEJAR KEINGINAN HIDUP DAN RAGAWI DAN MENGABAIKAN SUARA HATI NURANI / ROH SUCI SEJATI.

No comments:

Post a Comment